Malam soblog. Apa bakar?
Malam ini langit begitu indah, walaupun ga’ ada efek-efek kayak bintang dan bulan, tapi
tetep, overall gue suka. Loh, kok
jadi gini.
Malam ini, gue mau ngomongin apa? Soal ayah, udah? Soal
kampus. Gitu-gitu aja. Jadi gue kadang bingung soblog harus tiap malam posting,
tapi materi ga’ ada. Lo tau kan maksud gue, kayak harus masak tiap hari, tapi
harus dari menu sendiri. Sedangkan, alat dan bahannya ga’ ada.
Walaupun demikian, gue usahain tiap malam harus posting.
Karena dari setiap kedisiplinan, akan ada jiwa yang baru lahir dalam diri.
Asek. Kadang gue sok pinter amat yah. Padahal, mah aslinya ya emang pinter.
Kita mulai dari ngomongin perjalanan gue hari ini dulu. Gue
bangun, melihat jam yang tertera di HP gue. 08.35. Shit, padahal gue masuk jam 08.45. Gue langsung bangkit dari tempat
tidur. Gue mau nampung air buat mandi. Soalnya pipanya belum sampai ke kamar
mandi, sehingga harus nampung air diluar rumah. Tepan di depannya, disamping
pohon Mangga tetangga.
Airnya kecil banget volumenya.
Lebih deras Buang Air Kecil gue deh kayaknya. Kesel banget liatnya soblog. Gue
di PHP-in sama air. Ga’ sampai penuh gue akhirnya memutuskan buat mandi. Karena
dikamar mandi, masih ada air yang tersisa tadi malam. Setidaknya gue ga’ cuman
cuci muka aja.
Okeh gue mandi
dengan air seadanya. Membasahi diri mulai dari ujung kaki ke ujung kepala.
Kayaknya kebalik deh. Cob ague review
ulang. Iya, emang kebalik. Yang bener, dari ujung kepala ke ujung kaki. Kalau
dari ujung kaki ke ujung kepala, itu nyanyi T.R.I.A.D.
Selesai mandi, gue langsung mengenakan pakaian gue,
menyiapkan diri buat ke kampus. Gue ga’ sarapan, dasar anak ajaib. Kalau
kemarin, gue beli Nasi Guri sebelum ke kampus. Nasi Guri itu sarapan khas Medan
soblog.
Berangkatlah gue ke kampus dengan menaiki mobil pribadi gue.
Angkot. Sampai dikampus dosennya udah dateng. Dosen praktikum Bahasa Arab,
soblog. Kalau boleh gue deskripsikan, dosen gue ini cantik banget. Persis orang
Arab yang kesasar di Indonesia. Perkuliahan berlangsung dengan begitu hikmat.
Upacara kali ah.
Habis mata kuliah ini, lanjut Manajemen Organisasi, dilanjut
dengan mata kuliah Telaah Kurikulum. Di Mata kuliah telaah ini, gue nanyak sama
pemakalah loh soblog. Pemakalah kala itu Nini, Azi, Rais, Fiqih, Atifah, dan Idona.
Duduk sejajar dengan meja Dosen. Sedang para audience duduk membentuk later U.
“Assalamualaikum, warahmatullahi, wabarkatu” Gue beri salam
namun jantung udah dag dig dug.
Kalau gue nanyak emang selalu deg-degan
soblog. Enggak tau kenapa.
“Saya Hamdan Munthe, dari kelompok” Diam sejenak, gue
melirik ke salah satu temen sekelompok gue “Kita kelompok berapa?” Dengan
jarinya yang sedikit mengeriput nan manis dia menyembunyikan ibu jarinya
pertanda ia menunjukkan angka empat. “Empat.
Ingin bertanya begini ‘Dalam makalah ini dalam komponen isi Kurikulum saya
melihata ada konsep kurikulum, yang ingin saya tanyakan, dalam sumber lain yang
saya baca. Ada empat konsep kurikulum. Namun yang saya tanyakan hanya dua, yakni
Kurikulum Subjek Akdemis, dan Kurikulum Humanistik” Nafas gue terengah-engah.
Ada rasa lega ketika gue selesai.
Tiba-Tiba.
“Kepada, saudara Hamdan. Tolong diperjelas pertanyaannya.”
Gue yang saat itu udah mereasa liege kembali ditanya lagi. Gue
ga’ berdiri lagi, gue duduk dan mengulangi pertanyaan gue.
Selesai mata kuliah telaah. Gue Shalat Dzuhur, dan satu mata
kuliah lagi yakni Analisis system pendidikan. Tapi, dosennya bilang ga’ masuk.
Lalu gue pulang.
Nah, hal yang ingin gue ulas disini adalah tentang shalat
yang gue lakuin tadi. Begini ceritanya. Siapin teh manis di depan kalian soblog.
Karena ceritanya sedikit mengganggu otak. Bohong.
Selesai mata kuliah Telaah yang gue bilang tadi. Gue yang
pengen dibilang rajin. Sok nguat-nguatin suara.
“EH… SHALAT YUK?”
Lalu salah satu temen gue ada yang berjalan menuju mesjid. “Rul,
shalat yok”. Dengan sekali anggukan, gue tau dia mengiyakan apa yang gue
bilang.
Sebelum shalat tentunya gue wudhu dong. Gue ke kamar mandi
dulu sebentar. Tau ga’ kamar mandi mesjid kampus gue ini. Banyak banget
coret-coretan. Ada salah satu perkataan yang niatnya mau ngingetin, eh malah
jadi lucu.
Ada tulisan begini ‘JANGAN CORET-CORET DINDING’ Mungkin
orang yang melihat itu membatalkan niat buat coret dinding kamar mandi itu.
Tapi, soblog tau apa? Dibawahnya gue lihat lagi tulisan lain, yang berbunyi ‘KAU
AJA CORET-CORET DINDING’. Hahahah, lucu juga bacanya soblog. Logika gue
langsung jalan. ‘Ia juga, yah? Dia aja ngingetinnya dengan mencoret dinding.
Ada juga tulisan yang bales-balesan. Gue lupa apa aja
isinya. Entar gue liat-liat dulu lagi. Selesai dari kamar mandi, gue langsung
wudhu sesuai dengan cara-caranya. Gue lalu wudhu dengan begitu maksimal.
Gue langsung menuju mesjidnya. Ditangga pertama, ada keset,
gue membersihkan kaki dengan gaya shuffle
ala dancer. Di depan gue ada seorang
pria yang menggangu langkah gue menuju tangga kedua. ‘CEPAT WOI’ Pengen gue
bilang gitu. Tapi, ini mesjid. Dan mungkin gue ga’ bakal berani. Soalnya
badannya kayak Dajjal gitu. HAHAHAHA… Emang badan Dajjal gimana sih?
Masuk kedalam mesjid, gue langsung melihat lautan manusia
yang tidur dengan arah hampir wajah hampir bersamaan. Mengarah ke langit-langit
mesjid. Beberapa ada juga yang membelakangi orang yang disampingnya. Ala-ala
tidur manja Syahrini.
Gue langsung cari lokasi agar orang ga’ bisa memashbuq soalnya gue ga’ mau jadi Imam. Selama ini gue
ga’ pernah di mashbuq. Soblog tau kana
pa itu Mashbuq. Mashbuq itu begini soblog pengen shalat sendirian. Mulailah soblog
shalat. Lalu tiba-tiba ada yang megang pundak soblog. Itu tandanya orang itu
nyuruh soblog jadi Imam. Itu namanya Mashbuq.
Gue ga’ pernah ngelakuin itu soblog.
Gue sengaja shalat di depan tiang penyanggah Mesjid ini. ‘gue
disini aja ah. Biar ga’ ada yang megang pundak gue’
Lalu masuk di Rakaat kedua. Gue mulai mendengar bisik-bisik aneh dibelakang gue. Gue jadi ga’ konsentrasi shalatnya. Beberapa kalimat gue denger sedikit nyuruh temennya. “Kita berimam yah?”
“Ya udah, pegang pundaknya” Jawab temennya yang satu lagi.
Gue udah deg-degan nih soblog. Lalu dengan sekali
mengeluarkan Co2 dari mulut gue.
‘PUG’ pundak gue ada yang megang. Persis
orang mau hipnotis. Gue langsung bingung. ‘Aduh kenapa ditepuk sih’ Kesal gue
saat itu. Lalu gue mulai bersuara dengan ucapan “Allahuakbar”
Gue jadi Imam. Tapi, sepertinya shalat
gue ga’ bakal diterima deh. Soalnya gue kan ga’ khusyuk shalatnya. Gue selesai
shalat,langsung do’a dan meninggalkan dua bocah yang udah buat gue malu
terhadap diri sendiri.
Mungkin dalam hati mereka ‘Ini orang
begok amat,yah?’
Mungkin itu dulu soblog. Jangan lupa yah
follow twitter gue di
@hamdanmoonthe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar