Rabu, 18 Maret 2015

KISAH DIBALIK NAMA AYAH YANG LUCU

Malam soblog. Apa bakar?
Gue sehat. Gue semangat dan gue akan posting lagi. Kalian seneng, ga’ sih? Gue seneng banget bisa posting tiap hari. Sepertinya kalau gue udah posting, beban hidup gue lima puluh persen berkurang. Itulah gue. Soalnya ada kesenangan tersendiri ketika gue udah selesai posting.

Malam hari yang berbahagia ini. Gue akan bahas tema ‘keluarga’. Gue bakalan ceritain tentang keluarga gue. Keluarga yang, apa yah? Keluarga yang sederhana. Namun, banyak kebahagian yang tercipta.

Mari kita mulai dari Ayah dan Ibu gue. Ayah lahir dari Nenek gue yang bernama Sarilam Tambunan dan Daem Munthe. Kisah kelahiran ayah ini punya cerita loh soblog. Cerita ini diceritain mamah ke gue. Waktu itu gue tanya ke mamah gue ‘Mah, kenapa ayah dikasih sama kakek dan nenek, nama yang aneh?’ Tanya gue waktu itu.

Jadi, soblog. Nama ayah gue itu Salamat Munthe. Dan arti dari nama ayah gue kalau Bahasa Indonesia yakni Selamat. Kebingungan pun terjadi ke gue karena nama ayah yang sangat familiar ini.

Dengan nama ayah yang mudah, dan sering disebut-sebut. Membuat temen-temen gue waktu kecil sangatlah mudah meledek, ataupun mengejek gue. Walaupun tidak secara langsung, mungkin dengan nyanyian atau semacamnya.

“Dulu” Mamah mulai bercerita. “Setelah nenek dan kakek mu menikah. Mereka hidup sangat bahagia. Lalu nenekmu hamil, dan setelah mengandung Sembilan bulan. Nenekmu melahirkan anak pertama mereka” cerita mamah persis seperti dongeng yang selalu dikisahkan para ibu kepada bayinya. Setelah berhenti sejenak. Mamah melanjutkan.

“Kakekmu dulu sangatlah bahagia. Namun, Na’as terjadi. Mamah ga’ ingat di umur keberapa. Anak mereka itu meninggal dunia” Setelah mendengar itu gue sempat memotong. “Karena apa, mah?”

“Sakit. Yah, sakit. Kakekmu sangat sedih saat itu. Sedih sekali” Mamah rada lebay. “Mereka kembali ke kehidupan yang seperti dulu. Tanpa anak. Setelah kehilangan anak pertama itu. Nenekmu kembali hamil, dan melahirkan anak kedua” Melihat mamah member jeda sedikit, gue kembali nanyak “Itu, ayah mah?”

“Belum. Itu anak mereka yang kedua. Kamu tau, apa?” Mamah ajak gue menghayal.
“Apa, mah?”
“Anak itu meninggal dunia lagi”
“Hah?”
Gue ikut-ikutan sedih  mendengar ucapan mamah itu. Anak kedua mereka juga meningga dunia. Pasti saat itu kakek dan nenek sedih banget. Oia, soblog. Gue ga’ kenal loh sama kakek gue yang dari ayah. Soalnya gue lahir, kakek udah ga’ ada.

Sekedar poto aja juga ga’ ada. Soalnya, jaman dulu banget. Handphone belum ada. Kamera juga jarang. Jadi, sampai sekarang gue ga’ tau wajah kakek. Kalau nenek gue ingat, wajah nenek mirip sama adiknya Ayah. Unden Dalima namanya.

Kembali cerita mamah berlanjut.
“Iya, anak kedua itu meninggal. Kakekmu dan nenekmu sangatlah sedih. Lebih sedih daripada yang pertama. Kakekmu sampai trauma soalnya udah dua anak meninggal” Hening. “Lalu, nenekmu hamil dan melahirkan lagi. Ini anak ketiga” Sekedar info soblog. Semua anaknya Kakek dan Nenek itu cowok semua.
“Ayah, ya mah?”
“Bukan” Jawab mamah seadanya, berharap gue ga’ memotong ceritanya lagi.
Sempat terfikir di benak gue. ‘Jadi, ayah anak ke berapa’.
“Sama hal-nya dengan anak pertama dan kedua. Anak ketiga inipun meninggal kembali” Gue jadi pengen nangis dengernya. Tapi tunggu, apa emang meninggal semua. Kok segitunya. “Kakekmu pun pasrah. Dia sudah tak perduli lagi, mau punya anak atau ga’? Toh, akhirnya meninggal dunia juga. Fikir kakekmu waktu itu. Dia udah yakin emang kalau anak yang ketiga ini juga bakalan meninggal”

Cerita mamah ini emang beneran loh soblog. Tiga-tiganya, anak Nenek dan Kakek meninggal dunia, bayangin soblog. Tiga. Bukan cuman satu.
“Lalu, nenekmu kembali hamil. Nah, ini baru ayahmu” Gue seneng dengernya. Berarti ayah sehat waktu itu. “sampai tiba saat-saat melahirkan. Kakekmu ga’ peduli sama sekali. Dan lahirlah ayahmu”
Yeeeee…. Gue bersorak dalam hati. Tapi, loh lucunya dimana? Apa yang lucu dengan kelahiran ayah? Mamah lanjut terus.
“Sampai ayahmu lahir. Nenekmu sangat senang, tetapi lain dengan kakekmu iya begitu tak peduli. Cuek. Dan tercetuslah omongan kakekmu yang begitu lucu, begini” gue ga’sabar dengernya. “ Kakekmu bilang pada ayahmu yang masih bayi ‘SUDAH. KALAU KAU MAU MENINGGAL. MENINGGAL LAH…’ gitu Padahal, baru saja nenekmu melahirkannya. Kakekmu udah pasrah dan yakin kalau ayahmu bakalan meninggal juga”

Hahahaha… Gue sedikit tertawa mendengar penjelasan mamah. Kata-kata kakek itu sepertinya sangat sangar. Soalnya, orang Batak omongannya itu kasar soblog. “Dan kau tau, Hamdan sampai udah lama, Ayahmu masih hidup. Kakekmu jadi menyesal. Makanya ayahmu dikasih sama kakekmu namanya Salamat. Soalnya udah tiga anaknya, ga’ ada yang hidup. Cuman ayahmu yang selamat”

Cerita diakhiri dengan ending yang bahagia. Tau ga’ waktu mamah ceritain ini. Ayah yang sedang nonton TV senyum-senyum mendengarnya. Gue melihat suasana itu. Gue juga ketawa setelah mendengar ayah dikasih nama itu.

Dan kini anak kakek dan nenek itu ada enam bersaudara. Empat laki-laki dan dua perempuan. Kisah dibalik nama adik ayah yang lain guebelum cari tau. Beriku nama adik dari ayah.
1.      Juaro Munthe
2.      Kasehan Munthe
3.      Maridin Munthe
4.      Oloan Munthe
5.      Dalima Munthe

Cukup sekian dari kisah dibalik nama ayah. Mungkin gue bakal pos lagi tentang keluarga gue dilain waktu. Jangan lupa soblog gue ingetin. Follow twitter gue di

@hamdanmoonthe