Selasa, 13 Oktober 2015

AKU CINTA KAMU

Malam soblog…
Apa kabar semua? Setelah beberapa bulan ini off dari dunia blogger. Disini gue kembali akan mengulas kembali kehidupan gue yang penuh dengan liku-liku. Salah satunya dari dunia percintaan. Mungkin cerita cinta setiap manusia berbeda-beda. Namun, mempunyai alur yang hampir sama.

Kenalan, PDKT, Jadian, dan terakhir putus.
Namun dalam setiap perjalanan cinta seseorang tentu ada yang namanya “Kesedihan”
Kali ini gue akan sedikit puitis untuk menyampaikan kesedihan yang sedang gue alami. Tak lagi dengan bahasa alay yang mengungkapkan setiap perjalanan hidupku dengan kata-kata “Gue”, “lo”.

Begini ceritanya.
Aku sebut saja seseorang itu dengan “Dia”
Aku harap di membaca postingan blog ini. Karena dengan membaca postingan blog ini, dia menyadari betapa dalamnya cintaku padanya.

Tadi malam. Tepat Senin, 12 Oktober 2015. Malam dimana aku sendiri mengungkapkan bahwa diriku sangat mencintainya. Sebenarnya sejak lama aku ingin menyampaikan perasaan ini kepadanya. Oh iya. Sebelumnya. Aku ingin memperkenalkan dirinya.

Cantik, hidung mancung, Putih, mata lentik, itu untuk fisiknya. Melainkan dari sifatnya, Baik, Perhatian, bahkan dialah wanita yang sampai sekarang tak bosan menasehatiku untuk “Jangan telat makan ya, bang?” “Udah shalat, bang?” Mungkin hanya aku yang bisa merasakan betapa bahagianya ketika dia memberikan sedikit candaan yang begitu khas.

Ketika malam itu. Aku mulai mengungkapkan rasa yang sebenarnya sudah lama aku rasakan padanya. Ini bukan cinta, tapi lebih dari itu. Kalau saja aku diciptakan dua kali, mungkin aku akan memilih hidup bersamanya semenjak aku lahir sampai aku tiada.

Namun apa daya. Ketika cintaku telah mampu diungkapkan dengan kata-kata, namun ia menolakku dengan seribu bahasa. Aku tau dia mencintaiku sama seperti aku mencintainya, namun dari kata yang ia sampaikan. Ia seakan ingin bersamaku namun terhalang oleh “Janji”. Janjinya kepada dirinya sendiri.

Aku sudah mengenalnya sejak dulu. Bahkan ketika aku belum malu bertelanjang di depan umum (anak kecil). Kami sudah sering dipertemukan dalam acara apapun, baik dalam keadaan suka maupun duka. Bahkan aku tak tau kapan rasa ini timbul. Aku tak tau tepat kapan aku mulai mencintainya. Mungkinkah dia juga seperti itu? Apakah dia mencintaiku seiring berjalannya waktu.

Aku pernah mencuri pandang padanya, bahkan ketika itu aku menganguminya dengan begitu sangatnya. Kalau saja bisa dikatakan, bahwa aku mencintainya tanpa harus dengan kata-kata, mungkin aku tak akan menerima betapa sakitnya ketika tahu bahwa dia tak ingin memilikiku untuk sekarang ini.

Sejarah panjang perjalanan cintaku ini akan menjadi kenangan bahkan ketika aku bercerita kepada anak-anakku, bahwa aku begitu bahagia bisa bertemu, mengenal, bahkan sampai menyayangi dan mencintainya.
Mungkin kalau anak-anak ku bertanya?
“Siapa wanita itu ayah?”
Aku ingin sekali menjawab kelak.
“Itu dia, wanita yang sedang memasak untuk makan malam kita” Lalu anakku itu akan melihat ke dapur dan dengan sigap berkata “IBUUU???”
“Yah, dia. Ibumu”
Dan semoga keinginan ini bukan hanya sekedar keinginan, aku harap kelak ini menjadi kenyataan.

Isi dan perkataan darinya bahwa dirinya telah menganggapku sebagai “Abang kesayangan” Seketika meneteskan air mata yang aku tutupi dengan mencoba tersenyum. Lalu aku kembali mencari titik dimana dia mengakui bahwa dia juga mencintaiku.
Benar. Dia mencintaiku, namun kembali menyayat, dia berkata bahwa ia mencintai namun tak ingin memiliki. Aku sempat berkata dalam hati. “Apa engkau bahagia? Mencintaiku tapi tak ingin memilikiku?”

Mungkin itu pilihan terbaik yang bisa ia berikan kepadaku. Namun dari jawabannya, tersimpan sejuta, bahkan miliaran harapan untuk bisa memilikinya. Memilikinya mungkin adalah kebahagian terbesar yang aku miliki.

Kembali mengingat tadi malam.
Sampai saat ini, aku masih belum percaya bahwa cinta kami harus bertepuk masing-masing sebelah tangan. Kalau biasanya orang mencintai dengan istilah “cinta bertepuk sebelah tangan” namun percintaan kami “Masing-masing bertepuk sebelah tangan” Sebenarnya kami sama-sama mencintai (menurutku) namun tangan kami yang seharusnya bisa bertepuk. Terhalang dengan halangan yang kami buat sendiri.

Aku  menangis, ketika tau kalau sebenarnya dia mencintaiku, namun tak mau memilikiku. Menyayangiku namun tak ingin bersamaku. Aku merasa malam itu dia egois untuk menutupi perasaanya dengan mengatakan tak ingin memilikiku. Ataukah aku yang egois yang memaksanya untuk mencintai dan kumiliki? Itu hanya dia yang tahu.

Terlambat. Itulah inti yang ia katakan ketika aku menyatakan perasaan kepadanya. Kalau saja aku menyatakan perasaan ini jauh sebelumnya, mungkin saat ini kami telah bersama. Maunya. Tapi, lagi-lagi kata terlambat menyisip ditelingaku.

Terkadang aku mengingat sebuah lagu yang liriknya begini.
“Sudah bertahun, kita saling mengenal.
Namun dihati, tak saling tahu ada rasa cinta tak saling mengatakan”
Itulah gambaran dari lirik lagu tersebut.

Mungkin ketika dia katakan bahwa lagu itu menggambarkan perasaannya. Aku akan segera menyatakan perasaan. Tapi, waktu itu aku merasa kalau dia hanya bergurau, namun dihatiku berharap dia bersungguh-sungguh dengan lagu itu.

“BEBERAPA KALI AKU INGIN MENYATAKAN”
1.      Dia dikabarkan dekat dengan seseorang yang aku kenal

Waktu itu, aku sudah tak bisa memendam perasaan kepadanya. Saat itu dia dikabarkan oleh orang-orang disekelilingku sedang berpacaran dengan seseorang. Dan orang itu mengakuinya bahkan ketika aku mendekati “wanita ini” dia si pria itu mengatakan aku “Pengkhianat” Mengambil pacarnya.

2.      Ada yang bilang “Dia udah Dijodohkan”

Saat aku di Medan. Salah seorang keluarga sedang pesta. Aku sempat mengatakan ingin berjumpa dengannya. Namun aku jauh darinya. “Kalau saja abang disitu, pasti kita cerita-cerita dek” Mungkin dia masih ingat.
Beberapa hari setelahnya, aku menghubungi salah satu saudara sepupunya. Dia mengatakan “Bang, waktu pesta dia dipaksa menari(menortor) sama bang “S***am* dikelilingi” Aku sontak terkejut. Aku tak percaya, aku mulai membuang perasaan sayang kepadanya. Karena setelah itu ada banyak perkataan bahwa keluarga ingin menjodohkan/mencocok-cocokkannya kepada pria itu. Tapi, namanya juga rasa. Itu kembali hadir.

3.      Musibah datang ketika ingin mengungkapkan.

Ketika salah satu keluarga dekat pesta untuk menikahkan putrinya. Aku berniat pulang ke kampung. Padahal tak ada libur. Karena sebelumnya telah berhubungan dengannya beberapa minggu sebelum pesta. Aku berkata “Dek, aku ingin sekali nanti kita ketemu di tempat memasak di dapur, cerita-cerita. Adek membuat sama abang teh manis” Padahal aku ingin mengungkapkan perasaan kepadanya. Sebelum pesta sepupuku selalu bertanya “Cekbon (dia memanggilku dengan panggilan itu) jadi kau pulang?”
Dengan semangat aku berkata jadi. Sampai di kampung aku kembali ditanya sama orang tua. “Kenapa mesti pulang, nak?” aku jawab “Iya mah, lagi pengen. Lagian aku jarang ada pesta kalau lagi di kampung” Padahal sebenarnya yang ada dalam hati “Iya mah, pengen ketemu sama calon menantumu” Kisah disini mungkin lebih panjang.

Aku tiba di kampung. Kesenangan menyelimuti hari-hariku sebelum pesta. Bahkan aku sudah menghayal kalau akan menemuinya. Dan akan memegang tangannya di malam itu.
Malam yang kunanti tiba. Orang tuanya dan keluarga lain telah ada dirumahku. Namun, aku tak melihatnya. Aku sempat kecewa. Aku sempat berdoa, “Ya allah, mudah-mudahan dia datang”
Tiba-tiba.
“Hamdan, sms kan dulu (Si Dia) suruh dia datang bersama (Abang si Dia)”
Aku berlari cepat mencari signal. Karena di kampungku sangat sulit untuk mendapatkan signal. Aku menghubunginya “Nomor yang anda tuju sedang sibuk”
Kekecewaan kedua kalinya. Aku berkata pada orang tuanya “Dia tak bisa dihubungi”
Aku kembali berjalan mondar-mandir kesana kesini berharap dia datang. Daaannnn…. Alhamdulillah, dia sudah di depan mata. “Ya allah, doaku engkau kabulkan”

Raut senang aku tutup-tutupi darinya. Padahal senangnya luar biasa. Entah kenapa ketika sudah bersama dan dia berdiri dan duduk disampingku, bibir ini tertutup. Mungkin karena ramai. Dan bahkan ketika dia sudah mencoba mendekat, mungkin ia ingin mendengar suaraku. Aku masih saja kaku. Dan ketika aku ingin memberanikan diri untuk mengajaknya ke belakang. Musibah datang. Ayahnya tiba-tiba sakit. Parah yang harus membawa mereka pergi dari kampung. Aku sedih… Sangat. Aku kembali Gagal.

4.      Orang lain ada di Hatinya “Orang berkata itu”

Lama rentang waktu dari ke-3 itu dengan ke empat ini. Namun  rasa cinta dan sayang kepadanya makin hari makin membara. Kabar bahwa dia sudah pacaran dengan salah satu pria yang semarga dengannya kembali menyeruak. Aku sedih bahkan lebih sedih dari yang mungkin dia bayangkan.

Aku bertanya padanya apakah itu benar? Dia berkata, semua itu fitnah. Aku percaya kepadanya, bahkan kepercayaanku pun telah hilang kepada orang lain ketika aku mendengar apa yang ia katakana, Kalau dia berkata tidak. Berarti itu tidak. Teman-teman berusaha meyakinkan ku, aku tetap percaya padanya, itu karena aku mencintainya sampai aku percaya dengan semua apa yang ia katakan. Mungkin kalaupun dia berbohong, aku akan tetap percaya. ITULAH KEKUATAN CINTA. Tapi aku yakin dia tidak pernah membohongiku.

Namun ketika malam tadi. Saat yang aku rasa tepat untuk mengatakan cinta, namun sudah terlambat untuknya. Namun aku yakin suatu saat dia menyadari bahwa kami sama-sama mencintai dan menyayangi dan ingin saling memiliki. Amin Ya Allah….

SURAT CINTA UNTUKMU YANG AKU SAYANGI…..
“Kamu, dengan membaca ini aku harap engkau masih mengakui bahwa engkau mencintai dan menyayangiku. Aku mencintaimu… Aku menyayangimu… Aku mengasihimu… aku mohon jangan biarkan kita sama-sama mencintai namun tak bisa saling memiliki.
Kenapa engkau menyiksaku dengan pernyataanmu itu?
Apa engkau mengatakan cinta kepadaku, hanya untuk membuatku senang.
Tidak sayang, kesenangan dengan engkau mengatakan bahwa “engkau juga mencintaiku” tak ada artinya kalau hatimu belum bisa kumiliki. Terserah engkau bilang aku seegois ini. Aku menyayangi bahkan ketika rasa sayangku belum ada untuk siapapun.
Aku mohon katakan bahwa kau juga mencintaiku dan ingin memilikiku… please…
Aku tunggu saat-saat itu.

Untukmu yang kusayang….
Jauh disana…..

I LOVE YOU