Sabtu, 28 Maret 2015

KOK GUE KATANYA GA' BERJIWA KEPEMIMPAN??

Malam soblog. Apa bakar nya nih?

Mala mini malam minggu kan? Gue takut gue salah soblog. Soalnya malam-malam gue semua standard not special. Mungkin sekarang para soblog lagi berduaan sama doinya. Lagi boncengan di atas polisi tidur, suap-suapan di restoran, atau hanya sekedar telponan.

Terserah para soblog. Sedang gue disini sedang menanti si doi nelpon. Katanya sih malam ini mau yayang-yayangan. Lucuna. Hahaha… malam minggu emang bisa di deskripsikan sebagai malam kebahagian, dan malam kekecewaan. Bahagia untuk kaum pecinta, dan kecewa bagi kaum jomblo.

Gue ingat malam minggu kemarin ga’ jauh beda dengan malam minggu gue yang sekarang ini. Hanya saja, tanggal yang berlainan. Itu doang.

Kemarin, gue baru post tentang kehilangan salah satu sosok pelawak yang sangat fenomenal.Gue buat itu emang gue merasa kehilangan orang lucu di Indonesia ini soblog. Gue kalau udah nonton beliau di acara lawak harian ‘Pesbuk*rs’ gue kekeh banget.

Kali ini gue ga’ mau ngebahas tentang itu. Sudah banyak acara di tipi yang bahas, bahkan di berita online rata-rata tentang kepergian Olga Syahputra. Sempat gue berfikir. ‘Entar gue ninggal, seheboh ini ga’ yah?’ Terus batin gue menjawab: ‘Kayaknya enggak deh’. Tetangga gue nyahut ‘Ngarep’. Ceritanya lari.

Pemimpin. Yups, pemimpin. Kali ini gue mau ngebahas tentang kepemimpinan yang berhubungan dengan presentase gue beberapa waktu yang lalu. Kamis. Ya hari Kamis gue maju makalah dengan materi ‘Kepemimpinan Dalam Organisasi’

Sebelumnya, atau hari Rabu gue udah maju untuk pertama kali di semester empat ini, sebagai pemakalah. Di mata kuliah ‘Psikologi Pendidikan’. Gue sebagai pembicara pertama waktu itu. Temen sekelompok gue yang bernama ‘Suryani dan Nurul’ pembicara selanjutnya.

Aman, makalah disini masih aman. Para audience dengan tampang begok percaya aaj dengan gue dan yang lain kalau makalahnya bagus. Padahal emang bagus. HEHEHEH

Selesai makalah ini, gue ngerjain makalah lain untuk besok. Gue yang hanya satu-satunya cowok dikelompok ini, merasa ga’ enak dan pengen pulang karena udah penat banget.
“Eh, gue boleh pulang ga’?” Tanya gue pada salah satu temen kelompok.
Awalnya gue ga’ diberi ijin. Gue diem, wifi an dengan hp gue.

Lokasi gue dan yang lain ini ngumpul di koridor kampus. Tepatnya di depan ruang computer. Lokasi ini emang sering digunakan anak Jurusan gue (Matematika) buat ngerjain tugas, atau hanya sekedar gosipin dosen killer.

Saat gue liat mereka sibuk dan sedikit ada perbincangan.
“Boleh pulang yah?” Dengan wajah senyum namun tampang mesum, gue nanyak. Padahal gue tau, mereka ga’ ada ngebahas tentang boleh pulang.
“Siapa bilang?”

Beberapa kali, ga’ berhasil. Gue kesel amat. ‘Bagaimana mungkin mereka ga’ ngasih gue pulang padahal disini gue ga’ ada kerjaan juga. Gue belum makan dari pagi’
Bener. Gue emang belum sarapan dari pagi sedang jam udah nunjukin  tiga. ‘Gue harus pulang’

Terus salah satu yang mungkin sebagai ketua dari kelompok ini ngomong.
“Lo boleh pulang, but lo yang buat power point nya yah?”
“Iya!”
Gue iyain aja biar cepet. Gue takut dia berubah fikiran. Padahal gue tau gue ga’ bakal ngerjain itu. Hahaha… Liciknya gue. “Tapi, ngirim makalahnya jangan kelamaan yah? Lewat jam Sembilan” sambung gue sambil megangin rambut gue yang ikut bersorak gembira.

“Jangan lewat jam sembilang, maksud lo?”
“Hah. Itu maksud gue”
“Oke deh. Lo kerjain yah?”
“Iya”

Gue pulang. Akhirnya gue bebas dari kepungan cewek-cewek sosialita tingkat primer ini. Gue langsung menuju mobil pribadi gue (angkot). Menuju rumah.

Malam harinya. Gue hubungin salah satu temen sekolompok gue. Oia, soblog belum tau kan yang tadi makalah mata kulaih apa? ‘Telaah Kurikulum’ itu dia mata kuliahnya. Sedangkan besoknya gue harus maju dua makalah.

Pertama. ‘Manajemen Organisasi (MO)’. Makalahnya udah clear gue ga’ ada bantu. Kedua, yang gue bilang barusan ‘Telaah Kurikulum’.

Kembali ke malamnya. Gue menghubungi temen sekelompok gue MO. Namanya Idona.
“Don, coba tanyain file makalah Telaah kami udah dikirim belum?”
“Belum, gue liat tadi belum kelar. Eh file makalah kit ague kirim ke facebook lo yah?”
“Lah, besok kan bisa don”
Ga dibalas.

Karena makalahnya (MO) belum kelar, gue berfikir ‘Ah, besok aja deh gue kerjain di kampus. Itu mah cepet ngerjainnya’

Bener. Gue ga’ cek facebook. Gue udah janji bakalan ngerjainnya dikampus. Gue bangun cepet soalnya masuk jam setengah Sembilan. Pertama mata kuliah praktikum Bahasa Arab. Ada hafalan.
Dosen: “Akhi, Hamdan bahasa arabnya Kipas Angin”
Gue:    “Anu… eh.. tun… aduh” Gue melirik salah satu temen gue yang mencoba member tahu gue jawabannya, dan
Gue:   “Najorotun”
Dosen: “Siapa yang ngasih tau?” Dia curiga.
Gue:   “Kan, minggu kemarin udah dipelajari, ustadzah” Gue senyum senyum, supaya Ibu dosennya percaya.
Dosen: “Akhi Hamdan, bahasa arabnya Kacamata”
Gue:    “Tun.. e.. tun..”
Dosen:  “Najo…” Ibu dosen coba ngebantu.
Gue:    “Najotun” Dengan pasti gue jawab itu. Padahal salah.
Dosen: “Najorotun” Dosen perbaiki jawaban gue yang salah.

Ada beberapa pertanyaan dan semuanya gagap. Gue ga’ tau jawabannya, yang gue tau waktu itu. Semua hafalannya pakai ‘Tun Tun’ gitu dibelakangnya. Untung ga’ gue bilang Atun, Zaitun, atau Pantun. Hehehe

Sehabis mata kuliah praktikum itu (Bahasa Arab) gue siap-siap maju untuk mempresentasekan makalah kami yang berjudul ‘Kepemimpinan dalam Organisasi’
Gue sekolompok dengan temen gue yang bernama Mahda, Idona, Maulidya.

Awalnya sih baik-baik aja.
Dosennya ga’ dateng soblog. Dan sesuai amanah beliau ‘Kalau bapak ga’ datang. Kalian tetap presentase aja’

Dipandu dengan Mahda, gue dan yang lain memulai. Gue dan mereka akan segera memulai. Besedie. Semua adik-adik semester bawah yang mengambil mata kuliah ke atas udah siap. Jadi, begini soblog. Dikampus gue, kalau misalnya IP kamu tinggi, kamu bisa ngambil mata kuliah ke atas.

Gue dan kedua temen gue ini di depan asik becanda aja. Ketawa sana sini. Jahil kepada temen.
“Eh, bilang aja udah siap presentasi ‘Mungkin sekian terima kasih’ gitu. HAHAHAHA, ga usah ada yang nanyak” Disambut degan gelak tawa kami yang menyerupai Dajjal.

Beberapa kali kami di depan rebut banget. Gue juga ketawa-ketiwi  aja kerjaanya. Mungkin karena dosennya ga’ dateng.
Makalah telah disajikan dengan baik, dimana Mahda pembicara pertama, gue Kedua kayaknya, gue lupa.
Awalnya oke oke aja.
Selesai makalah. ‘Masuklah kita ke sesi tanya jawab’ Ucap moderator yang mana tangan-tangan pencari nilai berdiri tegak diudara.
Kami memilih tiga penanya pertama. Dengan banyak bercanda kami memberikan jawaban atas tiga pertanyaan yang ada.

Belum puas dengan jawaban kami. Kami memberikan untuk dua penanya kembali. Nah, disini masalah mulai ada. Salah seorang adik kelas yang berjenis kelamin cowok nanyak. Sebelumnya kami udah seleksi, bahwa ‘Yang udah pernah nanyak. Ga usah dulu’ Biar adil maksudnya.

“Iya silahkan” Moderator member waktu kepada adik an kami itu.
“Terima kasih kepada moderator” Dia ucap salam ga’ yah? Gue lupa “Nama saya R*dw*n dari kelompok” Gue lupa kelompok berapa skip aja “Yang ingin saya tanyakan adalah. Begini ‘Misalnya kita mempunyai organisasi. Dan kita akan memilih ketua, dan setelah kita memilih ternyata orang yang kta pilih itu, tidak memiliki bakat kepemimpinan. Menurut pemakalah bagaimana kita memahami dan mengetahui karakter seorang pemimpin?”

Sampai disini masih aman. Lalu…
“Kemudian, saya melihat para pemakalah. Mempresentasekan makalah tentang kepemimpinan. Tetapi saya lihat pemakalah tidak mencermikan kepemimpinan yang baik. Saya melihat moderator hanya duduk ditempat saja, dan tidak terkondisi dengan baik. Terima kasih” Gue ga’ ingat dia tutup pakai salam atau enggak.

Moderator kami Mahda langsung memerah wajahnya mendengar sindiran yang ditujukan kepada kelompok kami. “Balas… Balas…” Ucapnya pada kami.
Lalu pertanyaan adik kami yang sedikit menyinggung itu langsung ditepis oleh salah satu temen kami Maulidya.
“Mohon maaf kepada saudara ‘Tittt’ Mungkin saudara mengomentar Moderator kami yang duduk saja. Tolong anda lihat di presentase orang lain, mungkin tidak pernah ada mempermaslahkan moderator yang duduk. Dan kami mohon maaf atas perilaku kami sebagai pemakalah”
Semua diam,persis sholat Tahajjud dimalam hari. Dan akhirnya si adik terseut paham dan hanya menganggukkan kepalanya.

Sehabis itu. Gue kalau ngeliat Mahda selalu bilang “Mahda, berjiwa kepemimpinan dong” Setiap kali dia terlihat. Selanjutnya gue maju makalah Telaah yang kemarinnya harus gue kerjain. Dan kabar baiknya, gue ga’ harus ngerjain soalnya udah dikerjain sama mereka. Makalah berjalan baik.

Terima kasih kepada saudara R*dw*n. Gue jadi tau kalau orang itu harus bisa mengkondisikan dirinya dimana saja dan kapan saja.

Oke soblog. Kisah kepemimpinan gue itu aja dulu.
Jangan lupa follow ya twitter gue di @hamdanmoonthe