Kamis, 19 Maret 2015

ADA YANG MEGANG PUNDAK GUE

Malam soblog. Apa bakar?
Malam ini langit begitu indah, walaupun ga’ ada efek-efek kayak bintang dan bulan, tapi tetep, overall gue suka. Loh, kok jadi gini.

Malam ini, gue mau ngomongin apa? Soal ayah, udah? Soal kampus. Gitu-gitu aja. Jadi gue kadang bingung soblog harus tiap malam posting, tapi materi ga’ ada. Lo tau kan maksud gue, kayak harus masak tiap hari, tapi harus dari menu sendiri. Sedangkan, alat dan bahannya ga’ ada.

Walaupun demikian, gue usahain tiap malam harus posting. Karena dari setiap kedisiplinan, akan ada jiwa yang baru lahir dalam diri. Asek. Kadang gue sok pinter amat yah. Padahal, mah aslinya ya emang pinter.

Kita mulai dari ngomongin perjalanan gue hari ini dulu. Gue bangun, melihat jam yang tertera di HP gue. 08.35. Shit, padahal gue masuk jam 08.45. Gue langsung bangkit dari tempat tidur. Gue mau nampung air buat mandi. Soalnya pipanya belum sampai ke kamar mandi, sehingga harus nampung air diluar rumah. Tepan di depannya, disamping pohon Mangga tetangga.

Airnya kecil banget volumenya. Lebih deras Buang Air Kecil gue deh kayaknya. Kesel banget liatnya soblog. Gue di PHP-in sama air. Ga’ sampai penuh gue akhirnya memutuskan buat mandi. Karena dikamar mandi, masih ada air yang tersisa tadi malam. Setidaknya gue ga’ cuman cuci muka aja.

Okeh gue mandi dengan air seadanya. Membasahi diri mulai dari ujung kaki ke ujung kepala. Kayaknya kebalik deh. Cob ague review ulang. Iya, emang kebalik. Yang bener, dari ujung kepala ke ujung kaki. Kalau dari ujung kaki ke ujung kepala, itu nyanyi T.R.I.A.D.

Selesai mandi, gue langsung mengenakan pakaian gue, menyiapkan diri buat ke kampus. Gue ga’ sarapan, dasar anak ajaib. Kalau kemarin, gue beli Nasi Guri sebelum ke kampus. Nasi Guri itu sarapan khas Medan soblog.

Berangkatlah gue ke kampus dengan menaiki mobil pribadi gue. Angkot. Sampai dikampus dosennya udah dateng. Dosen praktikum Bahasa Arab, soblog. Kalau boleh gue deskripsikan, dosen gue ini cantik banget. Persis orang Arab yang kesasar di Indonesia. Perkuliahan berlangsung dengan begitu hikmat. Upacara kali ah.

Habis mata kuliah ini, lanjut Manajemen Organisasi, dilanjut dengan mata kuliah Telaah Kurikulum. Di Mata kuliah telaah ini, gue nanyak sama pemakalah loh soblog. Pemakalah kala itu Nini, Azi, Rais, Fiqih, Atifah, dan Idona. Duduk sejajar dengan meja Dosen. Sedang para audience duduk membentuk later U.
“Assalamualaikum, warahmatullahi, wabarkatu” Gue beri salam namun jantung udah dag dig dug. Kalau  gue nanyak emang selalu deg-degan soblog. Enggak tau kenapa.
“Saya Hamdan Munthe, dari kelompok” Diam sejenak, gue melirik ke salah satu temen sekelompok gue “Kita kelompok berapa?” Dengan jarinya yang sedikit mengeriput nan manis dia menyembunyikan ibu jarinya pertanda ia menunjukkan angka empat.  “Empat. Ingin bertanya begini ‘Dalam makalah ini dalam komponen isi Kurikulum saya melihata ada konsep kurikulum, yang ingin saya tanyakan, dalam sumber lain yang saya baca. Ada empat konsep kurikulum. Namun yang saya tanyakan hanya dua, yakni Kurikulum Subjek Akdemis, dan Kurikulum Humanistik” Nafas gue terengah-engah. Ada rasa lega ketika gue selesai.

Tiba-Tiba.
“Kepada, saudara Hamdan. Tolong diperjelas pertanyaannya.”
Gue yang saat itu udah mereasa liege kembali ditanya lagi. Gue ga’ berdiri lagi, gue duduk dan mengulangi pertanyaan gue.

Selesai mata kuliah telaah. Gue Shalat Dzuhur, dan satu mata kuliah lagi yakni Analisis system pendidikan. Tapi, dosennya bilang ga’ masuk. Lalu gue pulang.

Nah, hal yang ingin gue ulas disini adalah tentang shalat yang gue lakuin tadi. Begini ceritanya. Siapin teh manis di depan kalian soblog. Karena ceritanya sedikit mengganggu otak. Bohong.

Selesai mata kuliah Telaah yang gue bilang tadi. Gue yang pengen dibilang rajin. Sok nguat-nguatin suara.
“EH… SHALAT YUK?”
Lalu salah satu temen gue ada yang berjalan menuju mesjid. “Rul, shalat yok”. Dengan sekali anggukan, gue tau dia mengiyakan apa yang gue bilang.

Sebelum shalat tentunya gue wudhu dong. Gue ke kamar mandi dulu sebentar. Tau ga’ kamar mandi mesjid kampus gue ini. Banyak banget coret-coretan. Ada salah satu perkataan yang niatnya mau ngingetin, eh malah jadi lucu.

Ada tulisan begini ‘JANGAN CORET-CORET DINDING’ Mungkin orang yang melihat itu membatalkan niat buat coret dinding kamar mandi itu. Tapi, soblog tau apa? Dibawahnya gue lihat lagi tulisan lain, yang berbunyi ‘KAU AJA CORET-CORET DINDING’. Hahahah, lucu juga bacanya soblog. Logika gue langsung jalan. ‘Ia juga, yah? Dia aja ngingetinnya dengan mencoret dinding.

Ada juga tulisan yang bales-balesan. Gue lupa apa aja isinya. Entar gue liat-liat dulu lagi. Selesai dari kamar mandi, gue langsung wudhu sesuai dengan cara-caranya. Gue lalu wudhu dengan begitu maksimal.

Gue langsung menuju mesjidnya. Ditangga pertama, ada keset, gue membersihkan kaki dengan gaya shuffle ala dancer. Di depan gue ada seorang pria yang menggangu langkah gue menuju tangga kedua. ‘CEPAT WOI’ Pengen gue bilang gitu. Tapi, ini mesjid. Dan mungkin gue ga’ bakal berani. Soalnya badannya kayak Dajjal gitu. HAHAHAHA… Emang badan Dajjal gimana sih?

Masuk kedalam mesjid, gue langsung melihat lautan manusia yang tidur dengan arah hampir wajah hampir bersamaan. Mengarah ke langit-langit mesjid. Beberapa ada juga yang membelakangi orang yang disampingnya. Ala-ala tidur manja Syahrini.

Gue langsung cari lokasi agar orang ga’ bisa memashbuq  soalnya gue ga’ mau jadi Imam. Selama ini gue ga’ pernah di mashbuq. Soblog tau kana pa itu Mashbuq. Mashbuq itu begini soblog pengen shalat sendirian. Mulailah soblog shalat. Lalu tiba-tiba ada yang megang pundak soblog. Itu tandanya orang itu nyuruh soblog jadi Imam. Itu namanya Mashbuq.

Gue ga’ pernah ngelakuin itu soblog.
Gue sengaja shalat di depan tiang penyanggah Mesjid ini. ‘gue disini aja ah. Biar ga’ ada yang megang pundak gue’



Lalu masuk di Rakaat kedua. Gue mulai mendengar bisik-bisik aneh dibelakang gue. Gue jadi ga’ konsentrasi shalatnya. Beberapa kalimat gue denger sedikit nyuruh temennya. “Kita berimam yah?”
“Ya udah, pegang pundaknya” Jawab temennya yang satu lagi.

Gue udah deg-degan nih soblog. Lalu dengan sekali mengeluarkan Co2 dari mulut gue.
‘PUG’ pundak gue ada yang megang. Persis orang mau hipnotis. Gue langsung bingung. ‘Aduh kenapa ditepuk sih’ Kesal gue saat itu. Lalu gue mulai bersuara dengan ucapan “Allahuakbar”

Gue jadi Imam. Tapi, sepertinya shalat gue ga’ bakal diterima deh. Soalnya gue kan ga’ khusyuk shalatnya. Gue selesai shalat,langsung do’a dan meninggalkan dua bocah yang udah buat gue malu terhadap diri sendiri.


Mungkin dalam hati mereka ‘Ini orang begok amat,yah?’

Mungkin itu dulu soblog. Jangan lupa yah follow twitter gue di
@hamdanmoonthe