Jumat, 10 Oktober 2014

UKPM JEJAK KATA "ORGANISASI BARUKU"

Hai soblog apa bakar??

Sehat kan??

Nah, tanpa basa dan basi lagi. Gue mau ngepost tentang keikutsertaan gue pada salah satu organisasi yang baru dibuka dikampus gue.

Apa dia??

Dialah UKPM JEJAK KATA.







Jadi soblog. Hari ini Resmi gue menjadi anggota UKPM JEJAK KATA. Gue akan ingat tanghal hari ini yakni 10-10-14. Tepat di ulang tahun ke 4 pernikahan  Indra Bekti. Hahaha.. emang iyah soblog. Indra Bekti dan Suaminya, eh Istrinya kan nikah pada tangal 10-10-10…

Nah, kenapa sih gue mau gabung di situ.
Ya nih soblog. Gue kan hobby tuh nulis-nulis blog. Jadi, gue pengen lebih mendalami dunia tulisan, siapa tau skill gue emang ada disini soblog.

Beberapa minggu yang lalu menga gue udah mau daftar soblog. Tapi, belum jumpa sama sang Empunya, yakni Bang
LANA MOLEN. Si penulis dengan cerita-cerita kocaknya itu,

Nah, baru hari inilah gue bisa bertemu dengan beliau.


















Gue ditemanin sama Fiqih temen sekelas gue.

Rencananya sih kami ada tiga orang, satu lagi tuh ada Mbak Fitri, tapi dia keburu pulang pas kelar mata kuliah Sejarah Peradaban Islam tadi sore.

Gue dan Fiqih melangkahkan kaki seusai Shalat Ashar menuju secret, yang sebelumnya gue duah kabari bang Lana Molen kalau misalnya kami bakal kesana.

“Bang, habis ahsar kami kesana” Pesan seingkat gue
“Oke. Bg tunggu” balasnya.

Langkah demi langkah kami tempuh. Ceritanya jadi terkesan lama karena cerita gue. Padahal tempatnya deket kok.

Nah, sampai didepan pintu. Gue dan fiqih member salam.
“Assalamualaikum” ga’ usah dipanjangin yah, capek nulis salamnya.
#Eh, Hamdan ga’ boleh gitu.

Oke deh.
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Nah, keluarlah salah seorang dari mereka yang tergabung dalam oragnisasi itu. Yakni Bang Baiquni. Asisten Dosen yang udah dua kali masuk ke kelas gue.

“Ada apa?” Tanyanya, tanpa ada penasarannya. Hehehe
“Mau jejak kata” Balas gue sembari melempar senyum dan kemudian mengambil senyum itu lagi. Haahahah

“BANG MOLLLLL”
Dia memanggil bang Lana Molen.
Lalu datang lah kak CUMI CA,


















 yang juga tergabung dalam organisasi ini. Kakak yang begitu cantik dengan balutan hijab yang menambah kesan cantiknya.

Nah, Bang Lana Molen pun telah berada tepat didepan gue dan Fiqih.
“Mau ngapain?”
“Daftar jejak kata bang” Jawab gue.

Eh, fiqih dari tadi ga’ ada ngomong yah?
Emang iya…
“Ouh, ya udah silahkan keluar:” Hahaha.. Bang Molen sedikit bercanda.

Setelah dipersilahkan duduk, kami cerita-cerita tentang UKPM JEJAK KATA ini.
Yang pada saat itu juga bang Molen memberikan Buku karangannya kepada kami satu orang satu.
Buku “CATATAN 100 HARI, Lana Molen”
 Buku yang diiming-imingi bakalan dikasih gratis sama beliau jika bergabung dengan UKPM ini. Gue seneng bisa dapet buku gratis.
GUe kan orangnya pengen yang gratisan aja.

Berbincang lama membuat gue dan Fiqih bosan, dan mengungkapkan itu dengan berkata’
“Mungkin, gitu aja dulu bang”

Dan kami pun dipersilahkan untuk beranjak.

Intinya,
Hari ini adalah sejarah dimana gue masuk organisasi UKPM JEJAK KATA.
Mudah-mudahan gue bertahan lama, bukan seperti gue yang keluar dari LPM DINAMIKA, yang sekarang gue nyesel.

Mungkin sekian dulu soblog ceritanya..
Jangan lupa baca posting gue selanjutnya…

Jangan lupa gue ingatkan lagi…
Follow twitter gue di @hamdanmoonthe

CERPEN KISAH "SYAHBOLON MUNTHE"



Bolon begitu nama sapaanku setiap hari. Dalam bahasa Batak Mandailing, Bolon itu berarti besar. Setelaha gue perhatiin badan gue tidak terlalu besar, jadi apanya yah yang besar. Ah, aku jadi penasaran sendiri terhadap diriku sendiri.
Umur yang sudah tak muda lagi kiranya membuat aku sudah berpengalaman dalam dunia percintaan. Tetapi jalan cerita cintaku tak pernah semulus paha Cherrybelle, ataupun selurus rambut Jenita Janet. Cerita cintaku selalu saja dibumbui dengan masalah yang menyakitkan.

Kini, aku tengah bersedih karena kekasih yang kuanggap setia, kembali ke pelukan mantannya. Suci (Nama Samaran), pacarku tega mengkhianati hubungan yang selama ini kami jalani berdua. Entah apa yang salah dariku, ia tega meninggalkan aku demi pria yang katanya sudah bekerja itu.

Pernah sekali aku bertanya pada suci tentang pengkhianatan ini:
“Kenapa sih, kamu tega mengkhianati cinta kita?”
Apa yang aku dapat dari mulut manisnya itu.
“Kamu itu terlalu kasar, dan sibuk dengan aktifitasmu, sedang dia selalu ada untukku”
Jawaban yang sama sekali tak memberikan aku rasa bersalah, malah aku merasa ia memang sengaja untuk menyakitiku karena dia tau aku belum bisa dan mungkin tidak akan pernah bisa membahagiakannya dengan keadaanku yang serba kekurangan ini.

Yah, aku hanya seorang anak kost yang berjuang mencari relasi yang banyak untuk mendapatkan pekerjaan kelak setelah tamat dan mendapat nama belakang yakni Sarjana. Namun, mungkin ia tak perduli dengan apa yang tengah kujalani ini. Ia lebih mementingkan kesenangan dunia yang hanya sementara ini. Benar saja, dengan pria itu dia bisa jalan kesana, kemari, kemanapun ia hendak pergi.

Kekurangan yang aku miliki saat ini menjadi salah satu alasan ku untuk tetap bertahan dalam kondisi yang sangat sakit ini. Sering aku melihat ia berboncengan dengan pria itu dengan mesra, sedang aku hanya bisa merenungi nasibku dari atas angkot yang sangat panas, dan gerah.

Memandangi pemandangan yang menyedihkan itu, aku hanya bisa bergumam dalam hati “Ya Allah, saat ini aku duduk bersempit-sempitan dalam angkot. Aku berharap dikemudian hari aku bisa membawa keluargaku dalam mobil yang besar yang disertai AC” Sedikit norak, tetapi itulah doaku dalam hati.

Setiap hari aku melihat dia di kampus, kebetulan kami berada dikampus yang sama. Dia tak pernah memperdulikan aku, sedang aku selalu memperhatikan setiap gerak-geriknya. Itu dikarenakan betapa aku cinta terhadapnya. Tapi, itu tidak pernah ia hiraukan, dan mungkin ia tak akan pernah lagi menganggapku ada.

Dia sering memalingkan muka didepanku ketika ia berjalan di koridor kampus dengan teman-temannya, dan aku berjalan sendirian menuju kelas. Teman-temannya selalu menjahilinya dengan berkata:
“Eh, eh pacar kamu, Ci” Ledek teman-temannya.
“Apaan sih, dia itu MANTAN, ingat yah MANTAN” Cetusnya dengan sedikit suara dikuatkan ketika aku tertunduk lewat didepannya.
Salah seorang dari mereka mungkin kasihan dengan perkataan itu, lalu dengan nada lembut berkata.
“Ci, dia itukan cowok yang baik, rajin shalat, kok kamu tega sih sama dia?”
“Idih, cowok baik. Kalau kamu ambil aja, banyak cowok seperti itu dipasar sana”
Hatiku sakit, seperti petir beruntun menyambarku, kata-kata itu seperti hinaan yang palin dalam untuk hidupku. Aku sedikit mempercepat langkah kakiku hanya untuk menghindari hinaan-hinaan darinya.

Mungkin ia telah memilih lelaki yang tepat (Menurutnya), lelaki yang selalu ada setiap hari untuknya, membelikan apa keperluannya. Sedang aku kadang harus makan tak makan demi melanjutkan studiku. Sakit memang harus merantau demi mendapatkan satu kata “SARJANA”.

Hari demi hari kulalui dengan semangat. Semester demi semester kulalui, semua perkuliahan kulalui dengan mahasiswa kebanyakan. Masalah pun tak pernah luput dari kehidupannku. Aku pernah tak makan sampai dua hari, hanya minum air sumur yang kumasak bersama adik-adik kost ku, aku juga pernah hampir diusir karena tak bisa melunasi uang kontrakan ku. Anak kost memang tak luput dari pinjam meminjam uang, itupun pernah aku lakoni demi sesuap nasi.

Sering kali aku dicari-cari orang hanya sekedar meminta uang. Bahkan juga sampai aku menggadaikan beberapa barangku demi uang.

Dan mimpiku selama ini untuk kebahagian orang tua sudah di depan mata. Pacar yang mengkhianatiku kini meminta aku untuk kembali kepadanya, tetapi aku masih belum bisa memastikan iya atau tidak. Aku focus untuk menyusun skripsi, dan memberikan hadiah kepada orang tuaku yakni Sarjana.


Oleh:
Hamdan Moonthe (Dengan Editan Yang lebih fresh)