Hai sobat Bloggers!
Apa bakar ?
Sehat kan?
Rindu ga’ sama postingan gue.
Rindu? Alhamdulillah. Gue mau cerita sedih dulu kali ini.
Kemarin ayah ngasih uang cuman 350
ribu. Naik Bus gue harus bayar 70. 000. Sepupu gue Bolon ngebayarin dulu. Di
Medan baru gue ganti (katanya).
Sekarang uang gue itu tinggal
beberapa puluh ribu lagi. Disebabkan oleh Ibu kost gue minta uang listrik dan
air senilai 360 ribu. Gue sedih Soblog. Kenapa?
Karena uang itu untuk membayar
utang gue ke Fiqih. Tapi, apa boleh buat. Ibu kost itu tak member kesempatan
untuk gue lagi menunda uang listrik itu.
Gue sempet meminta keringanan.
Namun, apa hasil yang gue dapatkan. Gue tetep hanya bias meraung dalam hati.
Berikut Kronologi Ibu kost itu
meminta uang itu.
Ia berjalan dari dalam rumah
menuju ke kamar kost gue. Seraya berkata
“HAMDAAN, mana uangnya?”
Sontak gue langsung takut. Gue
emang kerap kali takut dimintai uang itu. Sekedar informasi uang Listirk dan
Air itu 50 ribu perbulannya.
“IIya… Bu” Gue agak Gagap.
“Mana” Tambahnya lagi. Dia sedikit
menunjukkan wajah marah ke gue.
Lalu gue ambil uang yang ada dalam
dompet gue dengan tangan agak gemetaran. Gue takut banget sama Ibu Kost ini
(sumpah).
Uang dalam dompet gue tinggal 300
ribu. Seperti yang gue sebutkan diatas. Uang itu untuk membayar utang gue ke
Fiqih dan Uang Bus gue ke Bolon. Satu lagi. Untuk uang makan gue selama 2
minggu. Karena ayah janji dua minggu lagi baru ngirim uang ke gue.
Gue pun langsung mengambil dua
lembar uang seratus ribuan. Gue berkata “Dua ratus ribu dulu ya bu,” Gue
sedikit memelas. Belum sempat menenangkan diri dia langsung menyambar “Mana
boleh kayak gitu. Kau bisa membeli ini itu, ini itu, bayar uang kost ga’ bisa”
Sontak gue langsung down. Gue paling
ga’ bisa dimarahin. Apalagi sama Ibu-Ibu. Mamah aja ga’ pernah marahin gue.
“Tunggu sebentar” lanjutnya. Dia
langsung masuk kedalam rumah dan membawa catatan tentang uang listrik ini.”
Nah, uatangmu udah 360 ribu. Pokoknya kamu harus bayar. Mana bisa gitu” Gue
semakin drop. Sumpah Soblog gue sedih
banget.
“Tapi, aku Cuma bisa bayar dua
ratus ribu bu” Gue pasang muka sedih. Dia ga’ menanggapi. Dia semakin
memojokkan gue. “Sebentar lagi kamu liburan. Kek mana kau mau membayarnya”
Sumpah Soblog. Seandainya gue
punya uang banyak udah gue bayarin itu semua. Tapi, ayah cuman ngasih segitu
doing. Apa ibu kost ini ga’ pengertian apa?
Gue diamin sebentar. Trus dia
menyambar kayak petir lagi “Cepat lah bayar. Aku lagi butuh duit ini” Gue
kembali dengan muka sedih.
Akhirnya gue ambillah uang yang
ada didompet gue semua. “Ini bu” GUe menyerahkan uang itu dengan hati yang
tidak ikhlas. Masa bodoh dengan dosa. Yang penting gue masih ga’ bisa nerima
keadaan gue yang ga’ punya uang lagi.
Giman kalo misalnya fiqih minta
uang itu. Gue harus bilang apa? Gue udah janji bayar utang abis PEMILU.
Lihat nih, uang gue tinggal
segini.
Paling besar jumlahnya tinggal
ini:
Kalian sedih ga’ sich SOBLOG.
Oke mungkin sampai disini dulu.
Gue mau ngelanjutin hidup dulu. Kita tutup postingan kali ini dengan mengucap
“Alhamdulillahi Rabbil alamin”
Bagi yang mau ngebantu gue mau
kirim uang misalnya (berharap) Kirim aja ke Rekening gue. Chat gue di Hamdan
Munthe Si EndSon (Facebook).
Oke Byeee………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar