Hai soblog apa
bakar?
Tahun 2016. Tahun
kabisat ya istilahnya... Gue kagak ngerti dengan masalah itu, karena itu
dipelajari waktu SD yah? Atau malah TK sedangkan TK aja gue enggak.
Kali ini kita bukan
membicarakan tahun Kabisat, namun mamah gue. Mamah yang udah besarin gue,
ngelahirin gue, berjuang demi gue (kok ceritanya jadi sedih yah).
Awal kisah kita
mulai dari TKP.
Rabu, 17 Februari
2016 adalah hari dimana kisah ini berawal. Gue yang mempunyai saudara sepupu di
daerah Meranti Omas, tepatnya Dusun Balai Desa akan melangsungkan pernikahannya
hari ini.
Sebagai satu-satunya
anak laki-laki yang tinggal dirumah (Selain ayah), gue dipercayain untuk
nganterin mamah ke acara pesta tersebut. Padahal kemarin udah janji mau
berangkat sama dengan adik Ayah (Uda’ Maridin). Tapi, karena gue orang-nya
keras kepala, hal itu batal karena gue pengen main bola di sore harinya.
Saat keputusan itu,
mamah sedikit kecewa. Setelah bermusyawarah dengan keluarga kecil gue yang ada
dirumah waktu itu. Akhirnya diputuskanlah hari ini (red 17 Februari 2016) gue
nganterin mamah ke simpang Aek buru (Simpang yang membagi dua arah, Rantau
Prapat dan Aek Kanopan).
“Besok pagi-pagi
buta bangunlah kalian, biar cepat berangkatnya” Kata ayah waktu itu. Soalnya
rencananya gue bakal ikut kesana. Nah, untuk menghindari polisi, berangkat pagi
buta adalah antisipasinya.
Setelah berfikir
lama, saat gue pulang main bola. Mamah berkata: “Kalau enggak, ndan suruh aja
si Hasan (keponakan gue) jemput mamah di simp. Aek Kota Batu. Mamah naek Kopek
(Red: Angkot) aja dari simpang aek Buru”
‘Ide yang bagus’
fikir gue saat itu. Walaupun pengen sih ikut kesana untuk menyaksikan pesta
pernikahan sepupu gue.
“Gitu pun, jadi
mah”Sambut gue.
“Yaudah, kau
teleponlah kakakmu, suruh si Hasan jemput mamah besok pagi” sambung mamah. “Iya
nanti ku telpon mah”
Malam harinya gue
telpon.
“Halo”
“Iya, Halo siapa ini?”
“Ini aku kak, Hamdan dari Siria-ria. Kak Leli ada kak?”
“Halo” Suara lain.
“Bang, kak Leli mana?”
“Ini abangmu” Gue langsung tau kalau itu suara Suami kakak
gue. “Apa itu”
“Bang, suruhkan dulu besok dijemput si Hasan mamak di
simp. Aek Kota Batu. Mamak mau ke pesta orang Uda’ itu”
“Iya, nanti abang sampaikan”
Fix. Selesai.
Pagi buta, kalau
gue gak salah, kira-kira jam setengah lima gituan gue udah dibangunin sama
Mamah. Mamah udah nyiapin makan untukku. Mamah emang sayang banget sama gue.
Begitupun gue. Hadeh gue jadi sedih.
BERSAMBUNG...