Senin, 15 Mei 2017

PMM-4 UIN-SU YANG WISUDA MEI 2017


WAHIDA AMALIA S,Pd


kiri: M. IRFAN ANSHORI, S.Pd

M. TAUFIQ AZHARI, S.Pd

SURYANI LUBIS, S.Pd

NURUL MASRUROH SR, S.Pd

DIANA BHAKTI, S.Pd

ATIPAH ANDRIYANI SIREGAR, S.Pd

Kiri: MILA ARDIKA SITANGGANG, S.Pd
SHOHIBUL FADHILAH, S.Pd

IFFAH SARTIKA BUWONO, S.Pd

JULI MANIA SEMBIRING, S.Pd

NURUL RAFIQAH NASUTION, S.Pd

MAULIDYA SILVANA SARI SITOMPUL, S.Pd

Minggu, 16 April 2017

[MASIH] UJI NYALI ALA KOMPRI UIN-SU (LUCU)

Assalamualaikum soblog. Apa bakar?
Nungguin postingan saya kan? Hayoo... ngaku. Wakawaka...
Langsung aja yah soblog ke ceritanya. Tapi, sebelum baca, gak afdhol kalau soblog belum baca part 1 nya DISINI. Kalau udah baca gak papa juga sih dibaca, itung-itung nambah viewrs.
Sebelum ke cerita, tarik nafas dulu ya? soalnya ceritanya sedikit menegangkan. Tegang setegang-tegangnya, tapi jangan terlalu tegang nanti bisa berbahaya untuk anda. #Apanyayangtegang #Dilarangfikiranjorok
Hmm... kamu. Iya kamu yang lagi baca. Saya tau kamu sedang berfikiran jorok. Hayo cepat Istighfar. Hahahaha..
Di hari H aku kompri. Tunggu dulu, kita bahas dulu tentang har H. Kenapa sih dibilangnya hari H, kenapa gak hari huruf lain. Soblog ada yang tau gak kenapa sesuatu yang terjadi di hari tertentu disebut hari H. Kalau menurut saya ini ada ceritanya. Jadi, pada jaman dulu ada suatu hal atau kegiatan yang akan dilakukan oleh sekelompok orang. Namun, pada saat seseorang bertanya kepada si pembuat acara.
“Pak, kegiatannya dilaksanakan hari apa yah?” Namun karena sudah terlalu tua. Si bapak tidak terlalu ingat hari apa kegiatan itu akan dilaksanakan. Sambil berfikir bapak tersebut mencoba mengingat-ingat. Sesekali menatap langit dan sesekali menatap dirinya sendiri. What salah.
Dan tiba-tiba...... “HAAAAA....” Sambil memasang ekspresi sumringah dengan bibir tersenyum lebar sampai-sampai bibir atas menyentuh hidungnya, lalu telunjuk ditaruh dikepala, bapak itu lalu mengatakan jadwal kegiatannya. Nah, dari kata “HAAAA” itu tadilah makanya kalau ada kegiatan/resepsi dikatakan dihari ‘H’ biar singkat sikit. Tapi, ngucapkannya gak pakek ekspressi lebay lagi seperti bapak tersebut.
Baru menulis cerita itu udah agak malas nyeritain Sidang Komprinya. Walaupun demikian, aku akan coba membeberkan yang terjadi pada hari H tersebut. Kita mulai dari dosen penguji pertama.
Siapa dia. ‘Pria single tunjukkan pesona mu malam ini’. Hadeh... kok kayak tekmiaut jadinya. Ketika itu sosok pria yang seumuran bokap gue (Asek Bokap) padahal dirumah manggilnya ‘Ayah’. Muncullah seorang Dosen yang bernama Pak ‘MISWAR’. Beliau dosen penguji bidang Agama. Soal Agama, aku mau bilang kalau aku paling lemah disini. Karena yang ditanya pasti soal ayat dan ayat. Tapi tak pakai Cinta. Heheheheh...
Aku duduk dengan ekspressi tegang. Sedangkan beliau mulai mencairkan suasana. Teman-teman yang lain aku perhatikan sedikit tersenyum. Aku juga ikut-ikutan setidaknya wajahku tidak terlihat kusut.
“Bisa kita mulai?’
Pengen sih sebenarnya aku jawab ‘Bilang Tidak yah?? (Al-Ghazali) Hahaha
“Bisa pak”
Sedikit informasi. Aku duduk diurutan kursi yang pertama. Jelas, orang yang pertama ditanya itu aku. Sepanjang beliau muqaddimah, bibirku tak berhentiya komat-kamit. ‘Baca Shalawat’ #Cieee... tepuk tangan dong.
‘Oke, Hamdan’
‘Saya pak’
‘Saya nikahkan anak ......’ Salah-salah bukan gitu.
‘Coba kamu bacakan satu surah yang kamu hafal’
Deg. Aku linglung. Surah apa yang harus kubaca?. Kudengar teman-temanku berbisik-bisk disamping. ‘An-Naba’... An-Naba’ Aku menoleh sebentar ke arah mereka dengan muka merengut ketakutan ‘Mana hafalku itu lagi’ mereka sedikit tertawa lepas karena kepolosanku. Jujur sebenarnya aku sudah hafal surah An-Naba’ itu beberapa waktu lalu. Karena gak pernah aku baca pas Shalat jadinya lupa.
“Silahkan....” Lanjut beliau.
“Ad-Dhuha, pak!’ Ya ampun masa dari sekian banyak ayat yang aku hafal Ad-Dhuha doang.
‘Oke mulai’
Sedikit gugup aku mulai membaca. “Wadduha.....bla bla bla...... sampai waladdhollin” Salah bukan waladdhollin. Tapi, Pahaddits. Maaf maaf, nanti aku dikira menista Agama lagi.
Setelah aku baca. Beliau bertanya kembali “Maksud dari ayat tersebut tentang apa?”
;Mati aku. Aku gak tau sama sekali maksud ayat tersebut tentang apa. Artinya aja aku tak tahu. Apalagi maksudnya’
Layaknya ikut lomba ‘Who Wants To Be A Millionare’ Aku menggunakan bantuan ‘Call Friend’. Hahahaha... dan untungnya mereka memberi tahu dengan pelan tentang ayat tersebut. ‘Shalat Dhuha’
“Tentang Shalat Dhuha pak”
“Kenapa rupanya dengan shalat dhuha, untuk apa itu”
“’e  ‘e ‘e... untuk meminta sesuatu pak’
“Meminta apa misalnya” Sambungnya. Dengan kepolosan dan kesedihan, aku menjawab. “Meminta agar proposal kita di ACC, pak” Sontak teman-teman yang lain tertawa.
“Siapa rupanya pembimbingmu?’ Aku jelaskan saja siapa Pembimbing 1 dan 2 ku.
Pertanyaan pun masih berlanjut seputar Shalat Dhuha itu. Dan pertanyaan yang berbeda-beda ditanyakan kepada peserta ujian yang lain. Skip... selesai penguji pertama.
...PENGUJI KE-2...  IBU A
Tak sesuai dengan berkas. Penguji kedua kami di bidang Pendidikan 1 harusnya Pak Amiruddin Siahaan.  BACA DI POSTINGAN SEBELUMNYA.
Namun yang muncul bukan beliau. Yang muncul adalah.... Crenggggg....
Ibu A. Siapa beliau?? Akupun tak begitu mengenal beliau, namun teman-temanku berkata ‘Hati-hati Hamdan. Agak sedikit membentak bentak nanti Ibu itu.’
Dan setelah dijalani. Ouh ternyata enak kok. Pertanyaannya memberikan Ilmu kepada kami. Yang paling saya ingat adalah tentang ‘Perpangkatan’ dan pada saat ujian kami disuruh memotong kue yang dipotong berdasarkan perpangkatan. Skip.... selesai.
....PENGUJI KE-3.... IBU R
Sama hal-nya dengan penguji kedua. Nama yang tertera tak sesuai dengan apa yang datang. Seharusnya Pak USIONO. Namun, yang datang ialah Ibu R.
Sebelum beliau masuk dan masih bercakap-cakap dengan dosen lain diluar ruangan. Aku sudah was-was. Dan ketika tahu bahwa beliau menggantikan pak Usiono, aku sudah down  terlebih dahulu. Karena teman-teman yang ada pada saat itu disampingku berkata. ‘Ibu ini ayat aja yang ditanya itu Hamdan’
Aku tak henti-hentinya ber-shalawat berharap aku bisa tenang dan tidak gugup.
Beliau Muqaddimah, sedangkan aku tertunduk lemah. Beliau ingin memulai sedangkan aku mulai lemas dan lunglai. Ditambah perkataan beliau. “Inikan ujian, jadi jauhkan segala contekan dan buku-buku kalian” Tambah down aku jadinya.
‘Apa yang bisa ku jawab, ya Allah’ Keluhku dalam hati. Dalam fikiran juga deng. Oke supaya menulisnya gak terlalu tegang. Kita nyanyi bentar. “Lalalalalal....la. Lalalalalal..la. LA LA LA LA LA (Rita sugiarto:Dua Kursi) Wkwkwkwwk.
“Baiklah bisa kita mulai?” Aku udah tegang lagi.
“Kita mulai dari siapa ini?”
“Hamdan Munthe” Jlep. Aku serasa ditikam dari depan dan dikusuk-kusuk dari belakang. Aneh.
“Iya buk” Muka ku sok polos.
“Coha bacakan satu ayat tentang Ibadah” Kalau enggak salah itu pertanyaanya.
“hemmm..” Berfikir “Al-Baqarah Ayat 1-5, buk!”
“Oke silahkan dibaca”
“Bismillahirrahmanirrahim...”
“Hei Hei Hei...” Beliau menghentikan. Aku berfikir apa salahlku. “Kalau baca Qur’a itu pake Ta’awuz” Sambungnya.
“Oh iya maaf buk. ‘Auzu billahi minassaitanirrazim.. Bismillahirrahmanirrahim...”
“ALIF LAM MIM, djalikal kitaabu la roiba piihi hudallilmuttaqin, Alladjina yuk minuna bilghaibi wayukimunasshalata wamimma rojaqnahum tattaqun”
“Eh salah” Potong beliau. “Rojaqnahum.... tik tok tik tok” aku ingat “Yunfiqun”
Gak tau karena down atau apa. Tiba ke ayat 4 dan 5 nge-blank gak tau sambungannya. Aku terdiam sebentar sambil kayak orang berfikir. Dan tercetuslah kata-kata dari mulutku. “Bu’ ayat sampai 1-3 aja yah” Padahal sebelumnya aku sudah berkata satu sampai lima. Dalam hatiku ‘Wih gak lulus lah aku ini’
“Cuma segitu? Pendek kali?. Tentang apa itu?’
“tentang bertaqwa kepada Allah bu’
“Pendek kali” Sedangkan aku sudah seperti orang yang sama sekali tak tau apa-apa. Teman-teman yang disamping berkata ‘Apa-apanya kau bilangi itu Hamdan’
Entahlah saat itu aku tidak tau mau berkata apa lagi. Pertanyaan yang sama kepada teman disampingku Ismail. Dan pertanyan seputar Iman, Islam dan sumpah pertanyaan-pertanyaan yang lain aku tak sanggup untuk menjawabnya.
Oia, pertanyaan terakhir disuruh baca surah, artinya, dan maksudnya. Aku membaca surah Al-Ma’un. Itupun atas bantuan Bagas dan Aji yang mau minjemkan hapenya. Sehingga aku tau arti dari ayat tersebut. Walaupun ada insiden yang agak lucu pas aku minjem hape Ajik. Pas aku pinjem karena takut ketauan sama dosen penguji aku hempaskan hapenya ke lantai. Saking takutnya. Skip.... Selesai.
.....Last Penguji.... Pak A
Karena sebelumnya aku sudah diberitahu sama Fiqih, Ajik, Janet, Irfan, Bagas, Topik, kalau dosen penguji ini hanya akan menanyakan sebuah buku yang sudah baca. Maka malam hari sebelum ujian aku merangkum sebuah buku yang berjudul ‘Evaluasi Pembelajaran’ Aku sudah sangat menguasai nya. Kenapa memilih buku ini. Karena bidang yang ditanyakan sama penguji ini adalah bidang ‘Evaluasi, Administrasi, Bimbingin Konseling, dan Psikologi’ Ditambah beliau ahlinya dibidang Evaluasi. Sehingga aku berfikiran ‘Jelas beliau akan menanyakan itu’
Oke. Beliau masuk ke dalam ruangan ujian. Janet berseru “Ah udahlah LULUS lah kelen ini” ‘Amiiiin” dalam hatiku. Namun, mungkin kesal atau semacamnya. Hanum berkata kepada si Janet. “Kalau kami gak lulus, gara-gara kau ini ya Jani”
#Jani=Janet
Oia, sebelumnya sempat santer terdengar bahwasanya. Dosen penguji yang terakhir akan digantikan dengan pak Marasamin. Akupun sedikit merasa lega waktu itu. Namun ternyata semua itu hanyalah hoaks.
Sang Dosen memulai Muqaddimah. Aku mendengarkan dengan seksama. Oke mari kita mulai.
“Kita mulai dari Hamdan Munthe”
Aku sok cool gitu karena merasa akan dapat menjawab pertanyaan dari Beliau. Tentang Evaluasi. “Coba jelaskan salah satu buku yang sudah kamu baca tentang....” Aku pasti bisa yakinku dalam hati. “Tentang Psikologi”
“APA” Aku tak ada baca sama sekali tentang buku yang berhubungan dengan psikologi.
“Tapi pak, saya membaca buku evaluasi” Mukaku sudah mulai panik.
“Bukan evaluasi, psikologi” tegasnya lagi.
“Iya, pak saya bacanya Evaluasi, pak”
“Psikologi” Katanya lagi. Daripada tidak menjawab sama sekali aku merogoh tas ku dan menemukan sebuah buku yang berjudul ‘Psikologi Konseling’
“Saya akan menjelaskan tentang Psikologi Konseling pak”
“Psikologi Konseling? Buku siapa itu?”
Dengan polos aku mengangkat buku yang ada dalam tanganku dan menunjukkan buku tersebut kepada beliau. “Buku ini Pak” teman-teman yang lain merasa lucu dengan tingkahku itu.
“yausudah jelaskan’
Bukannya menjelaskan dengan seperti apa yang beliau harapkan, aku malah membaca bagian-bagian penting dalam buku tersebut sehingga memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kujawab.
“Ah, berarti gak kau bacanya itu bukunya” Ungkap beliau melihat ke kakuanku dalam menjelaskan.
“Iya pak, yang baca buku ‘Evaluasi’” Aku kembali membela diri. Pada secara logika ini kan ujian. Mana bisa peserta menentukan apa yang akan ditanya. Hhahahahahah...
Pertanyaan pertanyaan selanjutnya aku mencoba menjawab dengan tegas. Namun, masih bersalahan juga. Yausudahlah.
Tiba saat pengumuman.....
“Sebenarnya mengecewakan kalian ini. Tapi yasudahlah. ‘’’ Ketika mimpimu tak begitu indah yasudahlah...”Kok jadi nyanyi.
Sebelum diumumkan. Beliau sempat berkonsultasi dengan Sekretaris Jurusan kami. Dan detik-detik pengumuman.
Beliau membacakan berita Acara. Dan dilanjut dengan memanggil nama
“Hamdan Munthe, NIM 35133113.... Pendidikan 1 Lulus” Alhamdulillah ucapku. Teman-teman penonton kompri semua berdiri.
“Pendidikan 2 Lulus” Alhamdulillah
“Agama 1.....” Aku was was
“LULUS” Alhamdulillah.
“Dan... Agama 2 LULUS”
“YEEEEE....” Semua bersorak seperti demo aksi bela Islam itu. Saking senengnya aku. Tiba-tiba hape ku jatuh ke kolong meja.
“Mana hapeku.. mana hapeku” Tanyaku pada teman-teman yang ada.
“Gak tau” Kata mereka. Sedangkan suasana masih riuh.
Pada saat nama-nama yang lain diumumkan, bukannya mendengarkan. Aku malah merangkan dibawah meja mencari hape yang jatuh tadi. Teman-teman memarahiku karena susasana sangat tegang saat itu sedangkan aku malah dibawah meja. Dan akhirnya aku menemukan hape dan saat akan bangkit kepalaku sempat teletuk ke kepala si mail (Entah gimana bahasanya) pokoknya gitulah.

Dan ending dari Uji nyali ala Kompri ini aku dinyatakan Lulus dan Hapeku ditemukan masih dalam keadaan hidup.
Walau para dosen banyak yang kecewa dengan jawaban kami.

Oke soblog akhirnya tulisan ini rampung juga. Dan next post sepertinya aku akan menceritakan pengalamanku ‘Berkunjung ke rumah Topik, dan makan mewah di restoran.” Oia Si Bagas nuruh aku nulis blog tentang Dia, Irfan, Topik, Aji, Fiqih, Janet, Ledi, dan Diana. Dan foto-foto yang dia kirim, adalah foto-foto mereka saat masih alay-alaynya. Oke gas, mungkin nanti aku coba.

Sekian dulu yah soblog tulisan kali ini. Jangan Lupa ‘SHARE, COMMENT, dan Keep Smile”
Salam Blogger.

Senin, 10 April 2017

UJI NYALI ALA KOMPRI UIN-SU



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa bakar soblog pecinta blog Hamdan walaupun hanya satu dua orang, blog ini terasa hidup kalau masih ada yang baca, apalagi komen. Hehehehe..
Sekarang lagi nge-trend yang namanya Vlog atau liputan kegiatan sehari-hari yang diunggah di sosial media youtube. Sedangkan aku, tetap cinta dengan blog. Karena aku gak punya kamera. Hik Hik Hik... Selain gak punya kamera seorang vlogger juga harus banyak bajunya. Kan gak mungkin tiap hari ng-vlog, bajunya itu-itu aja. Disini aku rasakan nikmatnya blog, gak mesti keren dikamera, gak mesti pakek baju, gak mesti ngedit-ngedit. Toh aku bisa menceritakan keseharianku dengan menulis.
Keren gak muqaddimahnya? Enggak yah? Hahahaha..

Eh pas nulis tiba-tiba si doi nanyak “Abang kapan nulis blog lagi?” Kalau ada yang nanyak gini. Aku tambah semangat nih nulisnya soblog. Tapi, aku lebih senang sih kalau nanyak-nanyaknya itu dikomentar blog.

Kembali ke topik aja deng, daripada ngaur ceritanya. Kita mulai dengan lafadz Basmalah. Oke udah? Soblog udah ngucap basmallah?
Jadi, kisah ini dimulai ketika aku mendaftar untuk Ujian Komprehensif tapi kami sering bilangnya kompri. Dalam satu kelompok ujian kompri itu terdiri dari delapan orang. Awalnya aku akan daftar kompri dengan teman-teman yang lain yang udah sepakat buat daftar kompri sama-sama. Berikut nama-namanya: Aku, Aji, Irfan, Fiqih, Bagas, Topik, Janet, Indra awalnya nama-nama ini akan dijadiin satu kelompok ujian. Kenapa laki-laki semua? Yups di jurusan pendidikan matematika stanbug 2013 kelas PMM-4 lah dengan jumlah total laki-laki yang paling banyak. 4 orang lagi siapa?
Bang Ardi, (gak mau wisuda bulan 5 dianya)
Rais (asik becewek aja, kek mana mau kompri?)
Ozan (jarang ke kampus)
Mizan (katanya mau tahun depan)
Nah, itulah daftar nama kedua belas laki-laki di PMM-4.
Yang paling sering ada dikampus yah yang delapan orang itu. Kalau ada satu lagi jadi Wali Songo itu kayaknya. Hahahaah. Nah, Itu janjinya. Janji yah belum tentu komprinya beneran itu. Syarat untuk kompri itu ada enam berkas, Kartu D, E, Tahfidz, Transkrip, Slip SPP, dan Kartu mengikuti kompri minimal 5 kali. Sebenarnya berkas ku udah siap semua. Tapi ketika mau mengambil berkas yang terakhir yakni Transkrip Nilai ku diambil sama seseorang, waktu itu aku belum tau siapa yang ambil. Ketika konsultasi dengan dosen Pembimbing Akademik (Bu Eka) beliau bilang. “Yaudah Hamdan, kalau memang gak ada lagi transkripnya. Prin aja lagi biar ibu tanda tangani”

Benar, berkasnya gak ketemu. Yaudah aku print lagi biar ditandatangani sama bu Eka. Kelar dari ibu itu, lanjut ke ketua jurusan (Pak IJ). Nah, disini masalah pertama yang datang. Kami menunggu pak Ij datang dulu untuk menandatangani berkas transkrip ku. Menunggulah ini. Kala itu pas pagi. Ada info katanya pak IJ datang siang.
Karena siang, aku pulang ke kos dulu untuk makan siang. Tik tok tik tok.. udah jam 2. Aku berkangkat ke kampus lagi sama wak jul. Ketemu dengan teman-teman PMM 4 yang akan mendaftar kompri itu. “Cepat Hamdan biar daftar sama” Kata mereka. “Iya.. Iya aku beli map dulu” kataku sambil tergesa-gesa ke koperasi mahasiswa.
“Bang beli...”
“Beli apa”
Bilang tidak ya... (ala Al Ghazali). Gak deng...
“Beli map bang warna kuning yah?”
“habis yang kuning, warna lain mau?”
“Enggaklah bang harus kuning”
Aku berjalan ke tempat sebelah.
“Bang beli map, warna kuning”
“Ini”
Okeh aku berjalan menuju teman-teman tadi. WTF, mereka udah daftar. Tinggallah aku bagaikan anak tiri. Hahahaha... Untuk ada mbak fit sama hanum yang belum daftar. Sedangkan yang lain udah daftar. Aku kan jadi takut gimana nanti dengan komprinya kalau aku sendiri laki-laki. Aku masuk gelombang 13 sedangkan mereka gelombang 11.

Skip....
Tibalah kelompok 11 hari kamis 06 April 2017 gelombang 11 untuk ujian kompri. Aku menyasksikan mereka dan Alhamdulillah mereka lulus semua. Dihari yang sama juga diberitahukan kepada kami bahwa besoknya kami sidang kompri. Niat mau jumpain dosen hari itu gagal karena stres mikirin kompri.
Nama penguji keluar.
Agama 1, Pak Usiono. Beliau dosen mata kuliah filsafat pendidikan di semester VII. Mulai bertanya-tanya dalam hati, ‘Apalah besok yang akan ditanyak bapak itu yah? Fikirku dalam hati.
Pendidikan 1, Pak Amiruddin Siahaan. Ya Allah, apalagi ini, fikirku. Seorang dekan fakultas akan menguji kemampuan pengetahuanku tentang pendidikan?
Agama 2, Pak Miswar. Hahaahah Sedikit tenang.
Pendidikan 2, Pak Asrul. Nanyak sama orang Irfan, Ajik, Fiqih, Topik, bagas, Janet.
“Eh gimana bapak itu kalau sidang?”
“Hahaahhaha.... Lawak-lawaknya bapak itu. Enak nya itu, hapal aja satu buku” Kata mereka. Alhasil malam hari ini aku menyiapkan satu buku yang aku review. Buku Evaluasi Pembelajaran.
Skip.....

Hari H. Jeng Jeng Jeng.... Perasaan ini udah capur aduk ini. ‘Lulus gak yah, lulus gak yah?’ Itu aja yang ada dalam fikiran ini. Mau tau hasilnya??? Next post

Kamis, 23 Maret 2017

MAHASISWA UIN-SU WAJIB BACA, INI KEBIASAAN PRESENTASE MAHASISWA PMM-4 UIN-SU

Assalamualaikum soblog. Dapat ide buat tulisan ini di Kampoes Coffe di Jl. Slamet Ketaren Medan
Sebelumnya maaf yah teman-teman yang namanya di tulis disini. Insyaallah nanti nama yang lain juga bakal ada di blog ini.

Langsung saja. ini dia Keunikan Mahasiswa PMM-4 kalau lagi presentase. Sekedar mengingat masa-masa semester awal-awal dulu. Oke check this out
WANTED
1. Mohammad Aji Prasetya
Keunikan dari mahasiswa ini menurut observasi selama 4 tahun. Kalau presentase suka maju mundur. Mungkin beliau terobsesi dengan lagu Maju Mundur Cantik ala Syahrini. Aji juga pernah menirukan gayaKiri Kanan ala Gemu Famire sehingga ruang kelas serasa di Maluku

2. Wahida Amalia
Bukan wahida namanya kalau presentase tidak memegang bangku. Entah sadar atau tidak dia sering melakukan itu. Kenapa sering megang bangku? Pernah sekali beliau presentase tanpa bangku, dan akhirnya dia memegang bangku dosen. Dan dosen memegang bangku mahasiswa mahasiswa jadi pegang-pegangan. Hahahah...kidding.

3. Ardi Sanjaya
Siap-siap kalau beliau pemakalah, kamu tidak akan bisa membantah pernyataanya dengan hadis-hadis yang shahih.Siapa yang bisa membantah argumen kalau dibuktikan dengan perkataan nabi. Subhanallah, karena sering dengan hadist sampai-sampai hampir sekelas dosanya terampuni. ALLAHU AKBAR.

4. Ahmad Rais
Bagai tak punya beban. Ketika menjadi seorang pemakalah, hanya baca satu huruf, bayangkan satu huruf saja dia bisa menjelaskan satu huruf itu jadi sebuah novel. Entah betul atau tidak. Kidding.

5. Fiqih Azhari
‘E’ E’ eek. Hahahaha... Kalau kamu mau menghitung berapa kali dia mengatakan itu, siap-siap kalau jarimu akan pegal-pegal mengulang-ulang dari jari kanan ke kiri. Kanan-Kiri, sampai jari tanganmu tertukar kelingking ke ibu jari. Peace...

6. Iffah Sartika
Coba baca ini satu nafas. “Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak. Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut  Imam al-Ghazali guru/pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah SWT.”
Bisa??
Tidak??
Kalau nama yang disebut diatas akan sanggup membaca itu dalam satu nafas. Saking cepatnya kadang bingung Iffah sedang nge-rap atau puisi?? Hahaha...Lebay.

7. Maulidya Silvana Sari Sitompul
Sang koreografer. Tangan selalu di ayun. Berputar-putar berlawanan arah jarum jam. Saking seringnya persentase dengan koreografer atau act out peserta makalah sering ikut menari dibelakang. Bukan sekedar menari tapi tarian india, dan yang paling sering menari ala india dibelakang Nurul dan Jane. Wkwkwkw

Sekian blog hari ini. Buat temen-temen yang namanya ada diatas maaf ya kalau ada salah-salah kata. Ini buat iseng-iseng aja. Pening mikirin Skripsi.

Sabtu, 07 Januari 2017

Tips Berantem Orang Tua Agar Psikologi anak tak Rusak (ABSURD) Versi HBB

Jangan terlalu di liatin
Hai soblog apa bakar?? gue kembali menyapa soblog di tahun awal 2017 ini. entah kenapague semangat banget pas mau nulis ini. Entah hal apa yang melatarbelakangi itu semua.
Mungkin karena semester atas kali yah?
Langsung saja soblog disini gue sedikit membahas tentang judul diatas. Tips disini gue jelaskan secara ringan, enak dibaca, dan tentunya abdsurd. Gue lebih seneng membahas sesuatu itu dengan absurd. 

Langsung masuk ke tips bagaimana cara untuk berantem namun tidak mengganggu psikis anak. Pengen tau? Pengen Pengen? Oke check this out.
 
  1. Diam-Diam 
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang gue ketahui dari salah satu temen PPL gue. Ada metode yang namanya “Silent” alias Diam. Pada metode ini, semua kegiatan pembelajaran dilakukan dengan diam. Hanya organ tubuh yang bergerak untuk menyampaikan materi pembelajaran.  Pada kasus ini menurut gue, boleh dijadikan salah satu tips untuk membuat anak tetap santai walau orang tuanya sedang berantem alias baku pukul. Caranya, ketika elo sang suami marah sama istri. Jangan dengan mulut ngomongnya, cukup dengan gerakan tangan. Misal kata-katanya “Kamu gak pernah ngerti aku” Gerakan tangannya dengan cara Tangan menunjuk sang Istri, Kemudian kata enggak dengan model waktu 7 Icon nyanyi ‘Enggak-enggak enggak level’ Tau kan?! Kalau ngerti aku cukup buat ekspressi sedih dan memegang dada. Itu tips yang pertama. Begitu juda dengan istri yah... kalau udah begitu, anak kalian pasti gak bakal terganggu psikisnya Malah mungkin dia jadi ikut penari latar saat kalian berantem. 
  1. Seolah-Olah gak ada Masalah 
Kalau berantem kan ekspressinya hampir sama dengan orang yang lagi banyak utang. Muka kecut, kening mengernyit, Mata terbelalak, Hidung kembang kempis, Nafas Keluar masuk (Kalau enggak bisa mati). Ekspressi seperti ini tolong dihindari ketika anda sedang berantem dengan istri/suami anda. Jangan ada ekspressi yang menunjukkan anda marah. Karena anak akan merasa ‘Ya tuhaaann... apa gunanya aku hidup kalau ayah dan ibuku saja selalu berantem, jambak-jambakan, rebutan lipstik...’ (Keluarga apaan ini). Cobalah marah dengan ekspressi Bahagia. Ketika kamu berkata “Mamah, selalu saja membuat papa kesal. Masak telat, bukain pintu telat, apa sih mau mama?” Ekspressi muka senyum lebar, mata dikedip-kedipin dan coba buat jari telunjukmu di pipi. Anak anda akan merasa “Senangnya dalam hati.... kalau lagi berantem”. Insyaallah... Keluarga anda akan bahagia. Walau kadang anak anda merasa anda sedikit gil*. 
  1. Berantem di kamar 
Lagi hot-hotnya nih kamu berantem sama istri/suami kamu. Terus si anak lagi ada disitu. Kamu pasti gak mau anak kamu terganggu, apalagi dia lagi belajar (Buku Primbon Jawa). Tentu si anak akan stress. Nah, coba ajak istri/suami kamu ke kamar. Ajak dengan ajakan lebut “Pah/Mah ke kamar yuk”. Ingat saat ngajak jangan jambak suami/istri anda. Kalau memangudah kesal banget, jambak rambut kamu sendiri. Sampai di kamar, tutup pintu rapat, rapat kalau ada celah coba tutupi dengan tissue atau semacamnya. Lampu dimatikan biar suara marah anda tidak terdengar keluar. Lalu makilah istri/suami anda sepuasnya walaupun belum tentu anda melihat suami/istri anda dimana. Entah dibelakang anda, atau di kamar lain, atau malah lagi dipelukan anda, cieeeee romantisnya. Dan usahakan setelah selesai baju anda tetap rapi dan tidak terkoyak-koyak. Kadang nih ada yang menggunakan tips ini lalu keluar kamar suami istri sudah tukeran baju. Si Ibu pakek sarung, eh si ayah pakek daster. Jangan yah? 

 
Sebenarnya masih ada beberapa tips lagi, namun karena keterbatasan waktu, gue bisanya segitu dulu. Entar dilanjutin lagi tips nya. Jangan lupa beritahu tips ini kepada sanak saudara anda. Atau kalau pebaca masih kecil, kasih tau aja sama orang tuanya tips ini, okey? Oia Gue admin Hamdan Bikin Blog ngasih kesempatan nih kepada pembaca buat ngasih saran ke gue buat tulisan tentang apa. ‘Mas, tulisin tentang keluarga lo, dong. Boleh’ Atau mau nanyak-nanyak juga boleh di sosmed gue. Facebook: Hamdan Munthe Si EndSon, Twitter: @hamdanmoonthe, Instagram: @hamdanchihuahua Email: hamdanmunthe@yahoo.com 
Salam Blogger.